top of page

Bohong

  • andinajayanti
  • 7 days ago
  • 1 min read

Ketika dia bilang dia akan selalu ada untuk mendengarkan ceritamu, dia bohong.


Tidak ada orang-orang yang sabar untuk mendengar ceritamu kecuali Psikolog yang memang dibayar untuk itu. Kadang Psikolog pun jengah.


Suamimu, dia tidur atau disambi main hp.

Ibumu, disambi cuci piring dan ngamuk-ngamuk.

Mertuamu, pura-pura empati tapi ngga peduli.

Adekmu, disambi kesibukan kehidupannya.

Temenmu, langsung nyodorin alkohol aja.


Akhirnya kamu ngga pernah sembuh.

Kamu hanya belajar berdamai dengan sesuatu yang ngga fit untukmu.

Kamu ngga pernah 100% healed.


Upayamu untuk bercerita sebenarnya hanya buang-buang tenaga.

Karena kamu masih butuh tenaga itu untuk berdamai dan menghadapi situasi yang tetep ngga bisa kamu kontrol.

Makin habis menguap itu tenaga.


Dunia ini bohong.

Karena ngga ada satupun yang mau mendengar.


Akhirnya kamu pergi ke Tuhan.

Kamu percaya Dia Maha Mendengar.

Tapi curhatmu satu arah.

Kadang lega tapi kadang tetap ngga tau arah.

Berujung pasrah.


Kita wajib peduli.

Kita wajib mendengar.

Kenapa kita?

Kenapa tidak mereka?


Kenapa tidak ada yang marah ketika mereka tidak peduli dan tidak mau mendengar?

Kenapa selalu ada judgement ketika kita yang tidak peduli dan tidak mendengar?


Kenapa sejauh itu perbedaan antara kita dan mereka?

Siapa mereka?

Mengapa mereka lebih boleh semena-mena tapi kita harus selalu dibatasi dalam norma sosial yang beradab?


Seandainya kita tau bahwa dunia seperti ini.

Pertanyaan yang paling dalam selalu : mengapa aku dilahirkan?


Iya, mengapa?

Comments


bottom of page