Belajar dari Kehilangan
- andinajayanti
- Oct 6
- 2 min read
Menghadapi 3x momen kehilangan dalam hidup gw ternyata membawa pelajaran tentang bagaimana menyikapi perasaan berduka meskipun gw ga tau caranya..
Buat yang belum baca storynya :
Kematian bokap gw mengajarkan gw untuk memahami rasa kehilangan orang tua kandung walaupun gw ngga pernah mengenalnya dengan berdamai terhadap dendam dan ambisi gw terhadap dia di masa lalu..
Kematian Bang Rubi mengajarkan gw untuk memahami bahwa rasa kehilangan itu menjadi berharga karena perjuangan dan kebersamaan yang dibentuk dan diciptakan dengan indah di kehidupan dia sebelumnya..
Kematian Eyang Suami mengajarkan gw untuk memahami bahwa tidak semua kehilangan itu tentang hampa dan sedih, ada juga kehilangan yang membawa kita pada rasa syukur, inspirasi dan kebanggaan..
Apa itu berduka?
Gw mungkin ngga akan pernah tau maknanya, selamanya..
Tapi yang gw tau, saat ini, setiap gw dihadapkan dengan kedukaan, gw tau akan selalu ada sisi positif yang bisa gw ambil.
Bahwa Tuhan tidak akan membiarkan lo merasakan yang lo rasakan, tanpa maksud apa-apa.
Bahwa Tuhan tidak akan 'menghilangankan' sesuatu dari lo, tanpa hikmah dibaliknya..
Proses berduka masing-masing orang pasti berbeda-beda.
Ada yang hampa, ada yang dengan air mata, ada yang tetap bahagia, atau menjadi hidup dengan pura-pura..
Gw sendiri menjalani proses berduka tanpa ekspektasi..
I am processing my grief with thoughtful acceptance - gw menapaki gelombang duka dengan penerimaan yang tulus dan penuh renungan..
I am approaching my sorrow with my way - gw menghadapi kehilangan dengan cara gw yang unik, merajut tiap kepedihan menjadi kekuatan..
I’m navigating my grief through a rational and reflective lens - dalam setiap hembusan rasa lara, gw mengobservasi rasa duka lewat refleksi akal dan jiwa..
I’m experiencing loss with a learning to grow mindset - gw menerina kehilangan sebagai guru, yang menuntun gw untuk tumbuh dan belajar dari luka..
My grieving is guided by careful thought and analysis - kesedihan yang gw rasakan adalah sebuah perjalanan penuh pikiran dengan jiwa yang arif..
Gw masih di sini, saat ini, belajar dari kehilangan dan segala duka itu.
Gw tau dalam beberapa momen sebenarnya gw sedang hidup dalam kepingan hampa..
Gw sedang mencoba memahami kepingan hampa itu untuk membentuk sebuah pribadi yang lebih bijaksana..
Gw tau ada banyak kehilangan yang akan gw rasakan ke depannya.
Setidaknya, untuk saat ini, gw belajar pelan-pelan untuk mengenal perasaan duka dan kehilangan.. Mengikhlaskan diri dan pikiran gw untuk sejenak diam dan menerima.
Kata Ge Pamungkas, "Tuhan tidak akan hadir membantu apabila dirimu tidak dalam posisi tawakkal seutuhnya."





Comments